Sabtu, 12 November 2011

[Fan Fiction] You're The Best - chapter 2

To the point aja, silahkan dibaca ^^~







Maincast :



  • Yong JunHyung (B2ST)
  • Choi JaeHyun (OC)
  • Jang HyunSeung (B2ST)
  • Oh WonBin (ex member of FTISLAND)


Judul : You're The Best


Genre : Flashback memory


Rating : 14+


Writter : Febby Kusumah Wardani






"Ide bagus, Hyun. Aku setuju," Yong dan Hyunseung menyepakati ide yang diberikan Hyunseung, sedangkan aku duduk pasrah sambil menatap nanar kedua orang itu.
Aku membatin, 'Apa yang akan Yong lakukan padaku?'. Yong memandang ku dengan pandangan yang tidak biasa. Aku yang terduduk langsung berdiri tepat di depannya bertolak pinggang dan memelototinya.
"Mau apa kau? Aku memang kalah, Yong. Tapi jangan macam-macam denganku!" kataku dengan galak.
Tiba-tiba, Hyunseung datang membawa kamera dan dengan spontan berkata "Yong, 1... 2... 3!"
Aku tersontak kaget saat Yong mendekatkan wajahnya ke wajahku, kedua tangannya menyentuh pipiku. Kemudian, bibir Yong mencium keningku. Tanpa kusadari, jantungku berdetak sangat cepat saat Hyunseung memotret kami. Terakhir Yong mencium keningku adalah saat aku duduk di kelas 3 SD. Tanganku yang gemetar mendorong tubuh Yong hingga jatuh di sebelah sofa. Tanganku semakin gemetaran. Aku merasa bersalah dan ingin menangis karena sudah mendorong Yong. Hyunseung yang kaget mengulurkan tangannya pada Yong dan membangunkannya.
Suasana menjadi hening. Kami pun duduk berjauh-jauhan. Aku ragu ingin meminta maaf pada yong. Dia yang macam-macam denganku, tapi aku yang harus meminta maaf padanya karena sudah mendorongnya. Aku serba salah saat itu dan air mataku mulai menggenang. Tapi, Yong menghampiriku dan mengulurkan tangannya. Aku melihat tangannya sebentar lalu saling menatap. Ia mengangguk meyakinkanku. Aku pun membalas uluran tangannya dan menitikkan airmata. Yong melempar senyumnya yang manis dan mengelus kepalaku dengan halus. Tapi, Hyunseung malah menjitakku.
"Maafkan aku ya, Jaehyun. Aku tidak bermaksud," ucap Yong dengan lembut.
"Ya Oppa, maafkan aku juga karena telah mendorongmu dan membentakmu dengan memanggil namamu. Sungguh tidak sopan," Aku mengakui kesalahanku.
"Akhirnya suasana pun menjadi hangat kembali," celetuk Hyunseung.

***

Paginya, aku terbangun karena teringat belum menyiapkan buku untukku bawa ke sekolah. Aku bergegas membereskan kamar tamu rumah Yong, lalu keluar kamar dan menghampiri kamar ibu Yong. Aku mengetuk-ngetuk pintu kamar, tetapi tidak ada respon. Berpikir Ibu Yong ada di dapur, aku pun berjalan ke arah dapur sambil memperhatikan jam yang menunjukkan pukul 04.30 KST. Masih sangat pagi. Aku melihat sebuah memo yang tertempel di lemari es. Aku menghampirinya dan membacanya, 'Jaehyun, bibi sudah berangkat. Ada urusan yang harus bibi luruskan. Tolong kau bangunkan Yong dan Hyunseung, ya. Tetapi, bibi belum menyiapkan sarapan ^_^ Tolong kau buatkan, ya...' begitulah isi memo yang ditinggalkan Ibu Yong.
Aku sangat panik saat itu. 'Apa yang harus aku lakukan terlebih dulu?' Pikirku dengan panik. Aku pun memutuskan untuk membangunkan Yong dan Hyunseung terlebih dahulu. Tetapi, sebelum Aku membangunkan mereka, mereka sudah bangun dan berdiri di belakangku yang langsung tersontak kaget ketika melihat wajah lusuh mereka.
"Hei, kalian berdua mengagetkanku saja. Sudah sana cepat mandi, lalu sarapan, dan berangkat ke sekolah. Tapi, Hyunseung, kau berangkat bersamaku ya... Ya, sudah aku ingin pulang untuk mandi," Aku berkata bagai ibu rumah tangga dan berlalu di depan mereka yang masih melongo. Mungkin mereka sedang memproses kata-kataku tadi.

Jalan di luar masih sangat lengang dan sepi. Pagi itu sangat dingin. Sekitar leherku seperti ada yang meniup. Aku sungguh takut saat itu. Aku baru terpikir tentang rumahku yang jarang sekali ditinggali. Aku lebih sering berada di rumah Yong karena Ayah selalu kerja lembur dan karena ada Yong yang selalu menemaniku. Kalau begitu, betapa berhantunya rumah ku itu. Aku merinding.
Saat ingin membuka pintu pagar, aku mendengar suara langkah kaki. Karena penasaran, aku pun menoleh ke belakang dan menemukan Hyunseung sedang melangkah ke arahku dengan membawa tas sekolah, seragam, dan alat mandi.
"Ayo, kuantar. Aku tahu kau takut kan? Biarkan Yong sendirian dirumah. Dia kan anak laki-laki. Sedangkan kau ketakutan, dan karena Yong sedang mandi, aku ingin menumpang mandi dirumahmu. Boleh?" Hyunseung berkata agak berantakan karena baru bangun tidur.
"Syukurlah, aku sangat takut, Hyun. Ayo! Tapi nanti Yong akan kerumahku untuk sarapan kan Hyun?" Aku mengelus dada dan membuka pintu pagar rumah Yong.
"Iya, sudahlah cepat," jawab Hyunseung singkat.

Hyunseung mandi terlebih dahulu, sedangkan aku membuat sarapan untuk Hyunseung, Yong, dan aku sendiri. Karena, jika tidak, kami akan terlambat sekolah. Tetapi, tidak ada bahan makanan apapun. Hanya ada beberapa mie ramyeon instant di dalam lemari es. Aku bingung dan panik, 'Aku harus memasak apa?' Tanyaku dalam hati, sedangkan Yong sangat tidak suka dengan mie ramyeon instant. Aku sangat bingung. Aku pun menelepon Yong tapi tidak terangkat mungkin masih mandi dan meninggalkan pesan dengan kata yang sangat bodoh, 'Yong, aku tidak punya bahan makanan. Aku hanya punya mie ramyeon instant. aku tau kau tidak menyukai itu, jadi apa yang harus kulakukan? Aku bingung Yong.'

Hyunseung pun selesai mandi. Aku tersenyum padanya dan berlalu untuk pergi mandi. Saat sedang mandi. Aku mendengar Hyunseung berbicara pada seseorang, ku pikir Ia berbicara dengan Yong melalui ponsel ku. Aku pun mengupingnya, walaupun agak sulit untuk mendengar karena Aku meletakkan ponsel ku di dekat kamar ku.
Setelah mandi dan berpakaian seragam, Aku segera turun ke bawah untuk berangkat sekolah bersama Hyunseung. Tetapi, lagi-lagi Aku dibuat kaget! Aku mendapati Hyunseung dan Yong yang asik memakan mie ramyeon instant di ruang makan. Aku melongo untuk beberapa detik, lalu Yong menarik tanganku dengan lembut untuk mengajak ku sarapan dengan mie yang dikutuk oleh Yong.
"Oppa, kau kenapa?" aku masih bingung.
"Sudah Jaehyun cepat makan nanti kita terlambat." Hyunseung menjawab dengan mulut yang penuh dengan mie.
"Ini..." Yong malah menyuapkan mie-nya ke mulut ku.

"Aku memakan ini karena aku tidak ingin merepotkanmu, Jaehyun. Kau terlalu sibuk membantu ibuku," Yong tersenyum manis padaku.
"Uhuk," Hyunseung terbatuk.
"Hyun? Kau kenapa? Ini minum dulu!" aku memberikan Hyunseung segelas air putih karena tampaknya Ia tersedak.
"Sudahlah, Hyunseung, kau tidak usah berpura-pura! Ayo kita berangkat ke sekolah!" Yong meraih tas sekolahnya.

***

Jungri duduk sambil tersenyum padaku yang baru sampai di kelas, sedangkan Hyunseung langsung bergabung dengan teman-temannya ketika sampai.
Aku meletakan tasku di sebelah tas Jungri dan duduk di sebelah Jungri sambil menghela nafas.

"Jaehyun, kau cantik sekali. Aku iri padamu," ucap Jungri membuatku kaget.
"Apa kau bilang? Aku cantik? Biasa saja. Justru aku yang iri denganmu Jungri," aku membalikkan kata-kata Jungri.
"Kau cantik. Setiap hari kau selalu berangkat dan pulang dengan Hyunseung. Kau tau sendiri kan, Hyunseung salah satu anak laki-laki populer?" Jungri makin membuatku terbang.
"Sudahlah, lupakan. aku tidak ingin kau memujiku lagi," aku mengalihkan pandanganku ke depan.
"Baiklah, kau tidak lupa kan? Hari ini kita akan ada tes masuk SMA Shindongshin. Apa kau sudah siap Jaehyun?" tanya Jungri padaku.
"Eh? Oh ya, aku lupa Jungri. Kupikir aku sudah siap hahaha," jawabku santai.
"Kau percaya diri sekali, ya? Haha..."

Beberapa lama kemudian, guru kami datang dan kami memulai pelajaran hari itu.

***

Tepat pukul 15.00 KST, aku, Jungri, dan Hyunseung keluar dari pintu gerbang sekolah menuju SMA Shindongshin untuk menjalani tes masuk. Ternyata siswa dan siswi disana masih sedang dalam pelajaran, jadi aku tidak bisa bertemu dengan Yong. Kami tidak hanya bertiga, ada banyak siswa dan siswi dari sekolah lain yang juga akan menjalani tes masuk hari itu. Aku sangat yakin kalau aku bisa bersekolah di sana. Di ruang tes, aku duduk di antara Jungri dan Hyunseung.
Tesnya cukup mudah dan aku cukup percaya diri dibandingkan dengan Jungri yang selalu pesimis.
Setelah tes, kami bertiga dipersilahkan untuk pulang ke rumah. Waktunya bersamaan dengan siswa dan siswi SMA Shindongshin keluar. Aku memohon pada Jungri dan Hyunseung untuk menunggu Yong agar kami bisa pulang bersama.
"Jungri, Hyunseung, tunggu dulu! Apa kalian ingin langsung pulang?" tanya ku penuh harap.
"Aku lelah Jaehyun, memangnya kau mau apalagi?" tanya Jungri yang tampaknya keberatan dengan permintaan ku.
"Baiklah kalau begitu, tetapi aku ingin menunggu seseorang disini." jelas ku.
"Mau ku temani? Jaehyun, kau ini perempuan jadi aku harus menjaga mu." kata Hyunseung merangkul ku.
"Baiklah aku duluan yaa Jaehyun, Hyunseung. Sampai jumpa." Jungri berpamitan pada ku dan Hyunseung.

Aku dan Hyunseung berdiri didepan gerbang SMA Shindongshin menunggu Yong. Sudah 5menit berlalu tetapi Yong belum juga keluar, padahal sekolah sudah sepi dan hanya ada sebagian guru yang masih ada disana. Akhirnya, Aku pun menelpon Yong. Tapi, hasilnya nihil, tidak dijawab olehnya. Aku dan Hyunseung memutuskan untuk pulang ke rumah dengan menaiki bus.
Untunglah besok hari libur, jadi Aku yang lelah ini bisa beristirahat dengan tenang. Aku sampai di rumah tepat pukul 18.00 KST dan ayah pun sudah pulang. Saat aku masuk ke dalam, Akui melihat beberapa koper di ruang tamu. Aku terkejut dan langsung menghampiri Ayah di dapur.
"Ayah? Yang didepan itu milik siapa?" tanya ku.
"Itu milik ayah. Cepat ganti baju, ada yang ingin ayah beritahukan pada mu Jaehyun." suruh ayah ku sambil membuatkan Kalguksu.
"Baiklah yah."

Aku menaiki tangga dengan langkah gontai dan memasuki kamar. Setelah mandi, Aku duduk di ruang tamu menyaksikan drama di televisi menunggu Ayah yang sedang sibuk menelpon di luar. Beberapa saat kemudian, Ayah masuk dan duduk di depan ku dengan wajah yang sangat serius.

"Sebenarnya ada apa Ayah?" Aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.
"Ayah belum bisa menjelaskannya sebelum mereka datang, Jaehyun." jawab Ayah sambil melihat arlojinya.

Aku sungguh tegang malam itu, di tengah keteganganku sepertinya orang yang dimaksud oleh Ayah datang. Ayah langsung menghampiri pintu untuk menyambut mereka, Aku pun mengikuti Ayah. Aku melihat ada sepasang suami istri yang seumuran dengan Ayahku dan anak laki-laki yang seumuran dengan Yong. Aku benar-benar tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah itu.
Ayah mempersilahkan mereka duduk, sedangkan Aku membuatkan mereka jamuan dan segera duduk di sebelah Ayah.

"Tuan Choi, apakah ini putri mu?" tanya istri teman Ayahku.
"Ini putri ku satu-satunya, namanya Choi Jaehyun." Ayah memperkenalkan Aku pada mereka tetapi Aku hanya tersenyum.
"Cantik yaa, Jaehyun ini Wonbin. Mulai sekarang kalian harus mencoba menjadi sepasang kekasih yaa." jawab Ayah anak laki-laki yang bernama Oh Wonbin itu.

Kata-kata itu cukup membuatku kaget dan hampir membuat jantungku mencelos. Tetapi, Wonbin hanya tersenyum padaku.

"Apa maksudnya ini Ayah?" Aku bertanya pada ayahku.
"Kau dan Wonbin akan dijodohkan. Dan akan pergi ke Prancis untuk bersekolah disana." jawab Ayahku singkat.
"Pasti menyenangkan Jaehyun." ibu Wonbin menambahkan.
"Ke Prancis? Aku tidak mau Ayah. Aku ingin bersekolah di Shingdongshin bersama Hyunseung dan Jungri. Aku tidak akan ikut!!" Aku pun mulai menangis.
"Sudahlah jangan hiraukan putri ku. Dia memang seperti itu. Baiklah mulai besok rumah ini akan ku serahkan pada Tuan dan Nyonya Oh." kata Ayah ku pada kedua orangtua Wonbin.

Aku sungguh tidak ingin ikut dengan Ayah dan bersekolah diluar negeri bersama orang yang baru kukenal, apalagi Aku dijodohkan dengannya. Akupun pergi kerumah Yong untuk meredakan tekanan batin ini.

Aku menceritakan semua pada Hyunseung dan Ibu Yong. Ibu Yong ternyata sudah tau mengenai hal itu karena Ayah selalu meminta pendapat padanya dan Ibu Yong mendukungnya. Tetapi, Hyunseung kaget dan meminta ku untuk menolaknya. Aku terus bercerita sampai menangis dengan Hyunseung. Aku tidak habis pikir, mengapa Ayah tega seperti ini. Sampai jam 10 malam, aku terus bercerita sampai mataku sembab dan Yong pulang. Sepertinya Yong habis menangis juga, matanya sembab. Aku menghampirinya untuk menanyakannya mengapa matanya sembab, tetapi Ia menghiraukan ku dan berlalu dengan menyingkirkan ku. Aku terduduk lemas, Hyunseung membangunkan ku dan menyuruhku tidur di kamar tamu rumah Yong. Aku bingung dengan sikap Yong saat itu. Aku sungguh dilema dan terbebani oleh 2 pilihan. Tetapi Hyunseung menghiburku dan menemaniku sampai aku tertidur. Walaupun tidurku tidak selelap biasanya, aku merasa bahagia masih bisa melihat Yong, Hyunseung, Ibu Yong, dan Jungri hari itu. Aku tidak tau apakah esok hari aku masih bisa bersama-sama dengan mereka atau tidak.

*to be continued*

Tunggu cerita selanjutnya yaa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What the popular fandom of the popular grup?